PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS
Perilaku Etika Dalam Bisnis
Etika bisnis merupakan suatu rangkaian
prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis (Jeff
Madura, 2001). Etika bisnis terkait dengan masalah penilain terhadap kegiatan
dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha
(bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum
dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan
dan individu. Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi
memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4).
faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku etika dalam bisnis yaitu :
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencangkup sikap manajemen terhadap
karyawan, pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan. Kata-kata positif
yang di ucapkan manajer dapat membantu karyawan menjadi lebih produktif dan
bahagia, sedangkan kata-kata negatif dapat menyebabkan ketidak puasan karyawan,
absen dan bahkan perbuatan penyimpangan lainnya.
2. Ekonomi Lokal
Jika karyawan mendapatkan pekerjaan yang banyak dan
pendapatan besar maka mereka akan merasa bahagia sehingga semakin meningkatkan
kinerja mereka, sedangkan jika tinggat pengangguran meningkat maka akan timbul
rasa kecemasa dalam diri karyawan sehingga bisa mengganggu kualitas kinerja
mereka bahkan sampai penyimpangan penilaian.
3. Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Jika sebuah perusahaan dipandang berprospek bagus dengan
menghasilkan goodwill yang banyak maka perilaku karyawan akan seperti itu
karena mereka menjadi harapan dari pemasok dan pelanggannya. Sedangkan
perusahaan yang dinilai melakukan kecurangan, kemungkinan perilaku karyawannya
dianggap seperti itu juga.
4. Persaingan di Industri
Dalam industri yang stabil di mana menarik pelanggan baru tidak masalah,
karyawan tidak termotivasi untuk meletakkan etika internal mereka menyisihkan
untuk mengejar uang.
Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap
Etika
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli
dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan
memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh
kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga
yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi
perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaanexcess
demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
Tanggung jawab sosial bisa dalam
bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal
pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dan lain-lain. Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
ialah :
· Pengendalian
diri
· Pengembangan
tanggung jawab sosial
· Mempertahankan
jati diri
· Menciptakan
persaingan yang sehat
· Menerapkan
konsep pembangunan berkelanjutan
· Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
· Mampu
menyatakan yang benar itu benar
Perkembangan Etika Bisnis
Di akui bahwa sepanjang sejarah
kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika.
Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri.
Perbuatan menipu dalam bisnis , mengurangi timbangan atau takaran, berbohong
merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun
denikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang,
tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat
perhatian yang besar dan intensif sampai menjadi status sebagai bidang kajian
ilmiah yang berdiri sendiri.
Masa etika bisnis menjadi fenomena
global pada tahun 1990-an, etika bisnis telah menjadi fenomena global dan telah
bersifat nasional, internasional dan global seperti bisnis itu sendiri. Etika
bisnis telah hadir di Amerika Latin , ASIA, Eropa Timur dan kawasan dunia
lainnya. Di Jepang yang aktif melakukan kajian etika bisnis adalah institute of
moralogy pada universitas Reitaku di Kashiwa-Shi. Di india etika bisnis dipraktekan
oleh manajemen center of human values yang didirikan oleh dewan direksi dari
indian institute of manajemen di Kalkutta tahun 1992. Di indonesia sendiri pada
beberape perguruan tinggi terutama pada program pascasarjana telah diajarkan
mata kuliah etika isnis. Selain itu bermunculan pula organisasi-organisasi yang
melakukan pengkajian khusus tentang etika bisnis misalnya lembaga studi dan
pengembangan etika usaha indonesia (LSPEU Indonesia) di jakarta.
Etika Bisnis Dalam Akuntansi
Profesi akuntan publik bisa dikatakan
sebagai salah satu profesi kunci di era globalisasi untuk mewujudkan era
transparansi bisnis yang fair, oleh karena itu kesiapan yang menyangkut
profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap
anggota profesi yaitu: keahlian, berpengetahuan dan berkarakter. Karakter
menunjukkan personality seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam
sikap dan tindakan etisnya. Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat
menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya.
Profesi juga dapat dirumuskan sebagai
pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan yang tinggi serta dengan melibatkan komitmen pribadi
(moral) yang mendalam.Untuk menegakkan akuntansi sebagai sebuah profesi yang
etis, dibutuhkan etika profesi dalam mengatur kegiatan profesinya. Etika
profesi itu sendiri, dalam kerangka etika merupakan bagian dari etika sosial.
Karena etika profesi menyangkut etika sosial, berarti profesi (dalam hal ini
profesi akuntansi) dalam kegiatannya pasti berhubungan dengan orang/pihak lain
(publik). Dalam menjaga hubungan baik dengan pihak lain tersebut akuntan
haruslah dapat menjaga kepercayaan publik.
SUMBER:
Madura Jeff, 2001, Pengantar
Bisnis, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat
Komentar
Posting Komentar