Isu Etika Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi
Isu Etika Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi
Secara sederhana etika bisnis dapat
diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum.
Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat
menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang dijalankan. Etika bisnis sangat
penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya.
Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
1. Benturan
Kepentingan
Benturan kepentingan terjadi apabila perusahaan atau
pemilik perusahaan berada dalam kapasitas dan posisi yang memungkinkannya
mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan pribadi atau perusahaan
tanpa dilandasi pertimbangan yang adil dan objektif. Dalam kasus pebisnis
menduduki posisi di pemerintahan atau lembaga legislatif, dikhawatirkan terjadi
konflik kepentingan yang disebut oleh Kernaghan dan Langford sebagai
self-dealing. Bagaimanapun, benturan kepentingan tidak selalu berasal dari
kapasitas atau posisi formal pelaku bisnis dalam pemerintahan atau legislatif.
Benturan kepentingan juga dapat berasal dari kekuatan lain seperti kekuatan
keuangan dan kemampuan melobi. Banyak pelaku bisnis yang memiliki kedua hal itu
meski berada di luar pemerintahan atau lembaga legislatif. Akibatnya, mereka
bukan saja dapat terjebak dalam benturan kepentingan, namun juga
perbuatan-perbuatan tercela.
2. Etika
Dalam Tempat Kerja
Pada umumnya, beretika dalam tempat kerja yaitu
memastikan diri bertindak sesuai dengan prinsip salah-benar yang diterima umum
di tempat kerja. Etika adalah masalah yang berkaitan dengan prosedur
pengambilan keputusan berdasarkan integritas yang mengarahkan keputusan dan
pekerjaan seseorang dalam suatu perusahaan. Etika dalam tempat kerja biasanya
meliputi kewajiban moral, kejujuran, tidak melakukan kecurangan, bekerja dengan
baik, dan tidak menyalahgunakan tanggung jawab.
Secara umum, ada dua hal yang terkandung dalam
etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan adalah bagaimana
mempertahankan kejujuran dalam dunia kerja. Sedangkan tanggung jawab adalah
ukuran hasil kerja seseorang. Tanggung jawab moral utama karyawan dan manajer
adalah untuk bekerja demi pencapaian tujuan perusahaan dan menghindari
aktivitas-aktivitas yang mungkin mengancam tujuan tersebut.
3. Aktivitas
Bisnis Internasional – Masalah Budaya
Kepemimpinan berperan sebagai motor yang
harus mampu mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif di lingkungan
organisasi. Maka dengan demikian, masalah budaya perusahaan bukanlah hanya apa
yang akan dikerjakan sekolompok individu melainkan juga bagaimana cara dan
tingkah laku mereka pada saat mengerjakan pekerjaan tersebut. Seorang pemimpin
memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita
telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang
dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik
dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat
bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu. Mereka
sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya).
Jadi ketika perusahaan berskala Internasional yang sudah
pasti memiliki banyak karyawan membuat suatu kebijakan yang kemudian nantinya
dilaksanakan oleh karyawannya, semakin lama waktu berjalan maka kebiasaan
tersebut menjadi suatu budaya di perusahaan tersebut, maka dari itu seharusnya
sebuah peusahaan memikirkan matang-matang mengenai kebijakan yang akan
diberlakukan agar tidak menimbulkan budaya yang tidak baik bagi perusahaan
tersebut.
4. Akuntabilitas
Sosial
Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen
untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan
publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat (Afriyadi dalam
Lako, 2011).
Tujuan adanya akuntabilitas sosial antara lain adalah:
1) Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat
seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan.
2) Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan
perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social
accounting, social auditing.
3) Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat
sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang
merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Proses pengukuran akuntabilitas sosial terdiri dari tiga langkah,
yaitu:
1) Menentukan biaya dan manfaat sosial dengan
memperhatikan sistem nilai masyarakat yang mana juga berguna dalam mengidentifikasi
kontribusi dan kerugian secara spesifik.
2) Menghitung biaya dan manfaat dari aktivitas yang
menimbulkan biaya dan manfaat sosial yang ditentukan dari kerugian dan
kontribusi.
3) Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis dunia bisnis hidup
ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh
bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.
5. Manajemen
Krisis
Manajemen krisis adalah respon pertama
perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis
yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis ‘normal’
yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis.
Adanya isu-isu etika yang bermunculan dalam
dunia bisnis dan profesi akuntan menyebabkan terjadinya krisis pada kedua dunia
tersebut. Akibat dari mengabaikan etika ada beberapa perusahaan dan kantor
akuntan publik yang mengalami kemunduran dan krisis. Penanganan Krisis
pada hakekatnya dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim
khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para
karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari
krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin
hubungan yang baik dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang
terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap
aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.
SUMBER
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Komentar
Posting Komentar